Selasa, 17 Juli 2007

Bijak


Saat ini adalah saat yang tepat untukku menilai diri sendiri, baik prilaku, perkataan, hati, pikiran, dsb. Menilai diri sendiri terutama kelemahan kita memang lebih sulit ketimbang menilai orang lain dengan melihat segala kelemahan mereka. Padahal yang lebih tahu tentang diri kita adalah kita sendiri, bukan orang lain. Tentunya ada yang lebih tahu tentang diri kita daripada kita sendiri yaitu Sang Khalik, Tuhan semesta alam.

Seperti pepatah lama “Kuman di Seberang Lautan Tampak, Gajah di Pelupuk Mata Tidak Tampak”, seperti itulah keegoisan kita memberi penilaian diri sendiri dan orang lain. Memang Aku sependapat juga dengan pepatah itu, tapi tidak ada salahnya kita mencoba untuk melihat kekurangan dan kelemahan diri kita untuk introspeksi diri kita. Kita sering menilai orang lain dengan keburukan, kelemahan, dan kekurangannya. Padahal bisa jadi kita lebih buruk, lebih lemah, dan lebih kekurangan dari orang itu.

Sekarang untuk mewujudkan keinginan itu, Aku akan menilai diriku sendiri, karena Aku lebih tahu akan diriku sendiri ketimbang orang lain, setidaknya cuma segelintir sifatku yang kutulis di sini. Aku orang yang suka memaksakan kehendak, Aku bahkan yakin kalau “Aku Bisa Kalau Aku Mau”. Dalam disiplin ilmu psikologi hal itu dibenarkan dengan adanya pendapat “Niat Adalah 90% Keberhasilan”. Memang hari-hari kemarin Aku dapat melakukannya (keberhasilan) dengan adanya niat dan kemauan dengan didukung dengan “The Power Of Focus” dalam menuju keinginan itu.

Tapi semua itu tidak sepenuhnya akan berhasil apabila yang akan kita dapatkan itu berhadapan dengan hati orang lain. Hati atau perasaan orang adalah hak asasi masing-masing orang, baik untuk menilai orang lain atau benda. Kita tidak boleh memaksakan perasaan orang lain terhadap kita sesuka kita. Apapun perasaan orang lain harus kita hargai dengan berbesar hati. Untuk itu Aku menyimpulkan keyakinanku di atas tentang “Aku Bisa Kalau Aku Mau” memang benar, kecuali menyangkut hati atau perasaan orang lain. Karena apapun perasaan orang lain kepada kita adalah hak mereka. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Oleh karena itu Aku menyimpulkan hal penting. Kita harus menjawab pertanyaan yang kita tujukan pada diri kita sendiri “Siapa Diri Kita? Di mana Tempat Kita?”

Tidak ada komentar: